silahkan di telusur

Selasa, 22 Februari 2011

Senin, 25 Januari 2010

MUNAFIK

Lisan begitu mudah bertutur tentang sejuta kata yang menabur harap semilyar audiens. begitu memukau, menghipnotis semua alam bawah sadar setiap mata yang memandangmu. intonasimu begitu lugas,tegas, dan jelas, seakan lebih jernih dari aliran sungai di mata air pegunungan. kefasihanmu dalam langgam dan lakon ikut menjadi penghias dalam setiap kesempatan bersuara. terkadang kau bersumpah atas nama yang paling agung di jagad ini. atau dengan simbol-simbol kesucian. tidak kah kau tahu bahwa yang maha agung pun sebenarnya tahu apa yang ada dalam lubuk terjauh di sudut hatimu.

bukankah kita hidup dalam dunia yang begitu miskin dan sempit dimensinya? sejurus kau bertindak maka tak ada yang mampu mata manusiapun mengetahui apa-apa saja pola laku yang telah kau torehkan. namun jika demikian sebetulnya memang setiap kita hidup dalam kemurahan dari Sang pemilik kehidupan. karena Ia begitu murahnya memberikan setiap yang bernyawa dari kita selimut tebal yang mampu memagari ketiap kebusukan langkah yang terbersit maupun tergerak atau bahkan bergerak pada diri mu.

Lalu siapa engkau yang sebenarnya adalah kumpulan misteri aib yang belum lagi terungkap? begitu beraninya kah dirimu memperkaya hari di jatah usiamu dengan lakon multitasking dalam beraib? apa yang membuatmu dapat tampak begitu manis dan bersih di tengah masyarakat padahal setidaknya dirimu hanyalah kumpulan bangkai yang terbungkus?

ada hal yang harus kau ketahui tentunya...bahwa seorang yang gemar mengumpulkan bangkai biasanya selalu memperoleh kemudahan untuk mendapatkan bangkai yang lain...sampai saatnya nanti ia akan terjebak sendiri dalam tumpukan bangkai yang dibuatnya. dan itu juga probabilitas Sang Kuasa menghabiskan sisa kebaikan dalam dirimu...untuk kemudian menjemputmu dengan penuh kebencian dan amarah...karena sesungguhnya ketika tiba waktu itu maka sudah tak mampu lagi dibedakan antara dirimu dengan bangkai.

semoga kita semua tersadar bahwa hidup yang diamanahkan kepada kita selama ini seringkali hanya menjadi akumulator aib kemaksiatan. dan kita cukup berbangga untuk kemudian menjadi ahlul maksiat lantaran karena Sang pencipta selalu menutupi setiap keburukan yang ada pada diri kita. Moga kita semua bangkit dan meninggalkan dunia kemuafikan untuk kemudian hidup di atas garis kejujuran dan kebenaran...

KARENA UJUNG TAK SELALU TERLIHAT JELAS

Kita hidup dalam dunia yang "berkabut" sehingga terkadang disorientasi jadi penyakit sehari-hari. mewjudkan mimpi adalah sebuah kerja besar yang membutuhkan kekonsistenan. namun terkadang beratnya jalan dalam perjalanan itu membuat kita lupa terhadap manisnya akhir dari terwujudnya keinginan. kesabaran jadi api yang ikut menjaga gerak langkah kekonsistenan. tapi api itu juga seringkali menggeliat bahkan terkadang padam sehingga efeknya bara konsisten pun jadi padam. maka kalau sudah demikian apapun rencana besar dalam mimpi besar hanya jadi besar dalam benak saja.

berjalan dalam kehidupan kita sendiri memang ibarat bergerak di dalam hutan yang berkabut tebal. setiap langkah yang diayunkan belum tentu dapat menghantarkan kita ke tujuan.karena kabut terlalu pekat tak kuasa kita untuk mengusirnya. karena itu Thomas alfa edison pernah berkata,"betapa banyak orang yang menyerah di titik dimana ia sudah begitu dekat dengan keberhasilan". sisi negatifnya kabut membuat orang takut untuk bergerak. takut untuk mengambil keputusan-keputusan besar. karena dunia entah berantah di hadapannya itu yang memaatikan langkah dan nyalinya.

sisi positifnya, karena kita tak pernah tahu ujung perjalananannya karena itu harapan menjadi suplemen kesabaran dalam langkah kekonsistenan. meskipun perjalanan yang dilalui mulai membuat tubuh menjadi letih dan penat...meski ketakutan akan ujung perjalanan menjadi hantu dalam setiap keputusan...tapi tetap saja langkah kita menang secara proabilitas 50% untuk sampai ketujuan yang diinginkan.

jika keberhasilan itu selalu dapat memiliki probabilitas setengah dari kegagalan. lalu mengapa kita lebih memilih memenangkan ketakutan dan kegagalan. jadi putuskan hari mu sekarang juga. menyerah karena hidupmu selalu berkabut sehingga membuat mu takut melangkah. atau kabut menjadi romantika dalam memelihara harapan karena ujungnya tak pernah bisa di tebak...karena itu keberhasilan selalu punya peluang...

Jumat, 22 Januari 2010

“IT'S YOUR LIFE, NOT ME” (sekuel tulisan tentang pengalaman mengajar)

Setelah menyelesaikan aktivitas belajar di Lab LIPI cibinong, seger ku pacu motor kesayanganku ke bilangan Blok M Jakarta selatan. Hari ini aku ditugaskan mengajar persiapan Ujian SIMAK UI (seleksi untuk menjaring mahasiswa baru yang di adakan mandiri oleh Universitas Indonesia). Dari jadwal yang aku terima, ada dua kelas yang harus aku ajar mulai dari jam 4 – 7 malam. Di tempat ku mengajar biasanya selalu ada pre test terlebih dahulu sebelum guru masuk ke dalam kelas. Jadi kurang lebih 4:15 aku masuk untuk mengajar di kelas yang pertama.


Materi selama persiapan SIMAK memang lebih dititik beratkan untuk mampu mengerti soal dan konsep menjawab yang tepat. Seperti biasa aku memulai membuka kelas dan masuk dalam pembahasaan soal. Kelas pertama yang aku masuki ternyata baru berisi dua orang. Padahal waktu sudah mendekati pukul 4.30 sore. Lalu aku bertanya pada mereka yang hadir,” lho yang lain pada kemana?”. Mereka menjawab,” tunggu dulu yah kak sebentar masih pada belum datang. Hmmm padahal waktu belajar hanya 90 menit. Sudah hampir memakan waktu 30 menit siswaku belum juga datang. Aku putuskan untuk memulai pelajaran. Setelah berlangsung hamper 7-8 soal baru siswaku berdatangan. Dan itu pun mereka keluar lagi untuk izin shalat ashar. Jadi efektif mereka lengkap di kelas adalah 30 menit sebelum pelajaran berakhir. Dengan kata lain 1 jam berlalu begitu saja dengan kondisi siswa yang tidak efektif. Tapi anehnya tampak diwajah meeka seperti tidak ada masalah sama sekali.


Di kelas kedua jam pelajaran di mulai pukul 5.30 sore. Kondisi kehadiran siswa memang jauh lebih baik. Tapi ketika aku memulai pelajaran ada seorang anak yang meminta izin untuk shalat ashar terlebih dahulu (dalam benak ku lho tadi kemana saja koq jam segini baru shalat ashar). Terpaksa aku izinkan karena ini berhubungan dengan kewajiban terhadap Sang pencipta. Baru saja aku ingin melanjutkan pelajaran sudah ada pesan sponsor lagi dari beberpa orang anak. Kali ini berasal dari dua orang murid ku yang meminta izin untuk pulang terlebih dulu sebelum pelajaran berakhir. Akupun mengizinkan toh jika aku tetap memaksa mereka di kelas pun tidak ada gunanya,karena focus mereka sudah tidak lagi di kelas. Baru aku ingin melanjutkan sudah ada lagi yang berteriak, “Kak bahasnya cepeetan kita dah mau pulang nih”. Aku menjawab, “lho kita kan baru mulai dan waktu kita 90 menit artinya kita sampai jam 7 malam dan di potong istirahat untuk shalat”. Tapi mereka protes untuk mengakhiri pelajaran hanya sampai jam 6.30 saja. “ya sudah saya akan mengakhiri jam 6.30” itu jawaban saya.


Kemudian saya berkata pada mereka,”de It’s Your life, not me..you will face all things happens tomorrow and not me…so fight for your self….fight for those day….or you will be a looser…,” saya harap mereka memahami apa yang saya katakan. Sedih dalam hati…..bagaimana dengan kalian 15-20 tahun mendatang….dan bagai mana dengan Indonesia dan masa depan Ummat jika hari ini potret pemudanya kehilangan fighting spirit padahal itu untuk kehidupan mereka sendiri………